Sewaktu LKK--Latihan Kepemimpinan dan Keorganisasian, kaderisasi dari kementrian Karakter HME yang bertajuk "Dari EL'07 untuk Indonesia"--hari kedua, Pak Ichsan Setya Putra --penulis buku 'Strategi Sukses di Kampus'-- ceramah menjelaskan tentang Manajemen Waktu dan Stres. Meski judulnya "Manajemen Waktu dan Stres", pada kenyataannya di slide-slidenya Pak Ichsan cuma ada tentang manajemen waktu atau sebenarnya ada tentang stres tapi saya yang gak merhatiin? :P
Intinya sih, selama kita berhasil me-manage waktu dengan baik, insya Allah gak mungkin ada yang namanya stres. Kira-kira gitu. Itu yang saya tangkep x)
Nah. Kita lewati pendahuluan dan masuk ke inti cerita.
Kalau liat Kakak saya, dia itu tipe orang yang tekun dan manajemen waktunya bagus, dibandingin saya. Tapi entah kenapa, dia ini tipe orang yang gampang stres dan emosian.
Saya? Mmm, saya tipe orang yang santai dan gak gampang stres, meski manajemen waktu saya kacau balau. Ciri-ciri deadliner sejati lah :D
Kalau melihat kita berdua, jelas, kemampuan me-manage kita terbelah dua. Andai kita barengan, mungkin bakal saling melengkapi.
Tapi apa daya, kita berpisah. Ihiks. Gara-gara ITB di Bandung. Hiks. Hiks.
Argh, kangen ndud~ x)
Err, yap, inti dari postingan kali ini adalah : kangen My Twin Sista *eh, kita bukan kembar kok xD* :)
Selamat datang di hidup saya, tuan-tuan dan nona-nona. Disini ada sedikit cerita tentang hidup saya. Pastikan anda mengunjungi juga another pieces of my life (ada di sidebar bagian kiri xP). Oh well, ada begitu banyak cerita di sini yang ingin saya bagi. Silakan membaca~! x)
24 February 2009
Manajemen Waktu dan Stres
09 February 2009
10 REASONS I LOVE HIM
10. GAUULLL
Dia tuh banyak yang naksir *belive it or not*.
Hapal lagu-lagu indo--yang bahkan aku sendiri ga apal atau ga pernah denger *maklum, ansos*.
Tau gosip hot.
Trus kalo nyumpah-nyumpah, pake bahasa inggris, biar kedengeran lebih keren. Hha.
9. JENIUS tapi ga mau nunjukin
Dan semua orang ga tau betapa jeniusnya dia, selain aku. Sayang, otaknya dipake buat hal-hal aneh kurang berguna (-__-')
8. Sok berani padahal penakut
Sering ngajak nonton film setan. Sok-sok berani gitu. Tapi pas mau ditinggal pergi ke kamar mandi, ga diijinin trus tanganku dipegangin ga dilepas.
Huh.
7. Game addict parah
Cinta banget ama PS 1, PS 2, XBOX 360, ama game komputer. Kalo udah asyik maen, biasanya dia teriak-terik sendiri, ngomel-ngomel, ngomentarin musuhnya. Dan sering banget ngajak ngobrol tentang game-game kesayangannya itu, meski aku cuma bisa bengong, bingung :D
6. Suka maen bareng
Meski dia sering maen sendiri, tapi nggak jarang tiba-tiba dia ngajak nge-game bareng. Atau pas aku bilang, "ayo maen berdua!", dia pasti setuju.
Tapi sayangnya, momen maen berdua ini pasti selalu berakhir dengan : aku di BANTAI habis-habisan yang berakibat aku ngambek dan pergi, ga mau maen lagi. Hahaha.
5. Ke-'cablak'-annya
Pinter ngomong, berani, nekat, suka nyela. Sering bikin masalah gara-gara itu. Tapi gak jarang juga kata-katanya itulah yang menceriakan suasana :)
4. His sweet-puppy-eyes
Duh. Kalo udah ditatap sama matanya yang berkaca-kaca sambil senyum manis.... Ga tega nolak permintaannya. (>_<)!
3. Nakal
Usil. Sumpah, dia ini troublemaker berat.
Pernah aku nyariin dia, teriak-teriak manggilin namanya tapi gak nyaut-nyaut. Eh, tau-tau nongol di belakangku, bikin jantungan. Dasar....
x(
Lain waktu, dia asyik makan srikaya. Pas aku minta, dia ngasih setengah bagian dari yang dia makan. Kaget, aku nanya, "Emang sisanya cuma ini?" Pas dia ngangguk, aku jadi emosi, sebel banget ga dibagi. Trus pas aku pergi, dia ketawa, manggil aku sambil nunjukin sekeranjang srikaya yang masih penuh di bawah meja. Bah.
2. His strange way to wake me up
Selalu nyium pipi buat ngebangunin aku, trus pergi gitu aja. Kalo pas dia dateng lagi aku masih molor, dia nyium pipi lagi, trus ngusilin mukaku, mencet-mencet hidung ama pipi sampe aku bangun.
It is sweet, isn't it?
Tapi pas aku minta cium pipi, dia alesan, "Nggak bobo sih! Bobo dulu sana, baru aku cium."
1. He is my Lil Bro
How could I not love him??
Those are 10 reasons, I become brother complex.
Muahahaha.
02 February 2009
Divortiare
PROLOG.
Baru aja selesai baca buku ini. Awalnya nggak tertarik. Secara saya masih belasan untuk 3 tahun lagi, jadi saya lebih tertarik ama serial-serial teenlit gitu. Tapi, rasa-rasanya, bagian teenlit di gramedia tuh ngeboseninnn. Ceritanya gitu-gitu doang. Lovelovelove. Bah. Basi.
Nyariin novel terbaru penulis yang saya suka, tapi belom ada. Yaudah, mata pun melirik-lirik buku-buku yang rada aneh. Sekilas, ngeliat nih buku. Penasaran juga. Akhirnya beli deh.
Dan...
GAK NYESEL.
SUMPAH, ini novel menarik banget. Gaya ceritanya first person POV. Banyak pemikiran-pemikiran si tokoh utama. ‘Pemikiran’ itu yang paling keren. Lucu. Memberi banyak kosa-kata ‘pisuhan’ dalam bahasa inggris. Hha.
“Rasanya seolah kami melangkah ke arah berlawanan, with no chance of crossing each other’s path.”
SUMMARY.
Alexandra, 27 tahun, workaholic banker penikmat hidup yang seharusnya punya masa depan cerah. Harusnya. Sampai ia bercerai dan merasa dirinya damage good. Percaya bahwa kita hanya bisa disakiti oleh orang yang kita cintai, jadi membenci selalu jadi pilihan yang benar.
Little did she know that fate has a way of changing just when she doesn’t want it to.
“Sometimes I wonder how his social skill is around his patients, because for a doctor who’s supposed to fix people’s heart, all he ever did was hurt mine.”
OPINION.
Konfliknya bagus banget. Nggak cuma si tokoh utama aja yang disorot. Tapi juga kisah cinta si sahabat tokoh utama.
Gimana Ika Natassa nyeritain seluruh perasaan Alex, yang sesaat seperti ini tapi sedetik kemudian berubah begitu. It’s just awesome.
Alex was pretty and hot. She was great at work. But, she’s not perfect. ‘Sabar’ susah banget dia lakukan. Dan dia gak mau mengalah buat suaminya. Di saat dia nggak tahan, cerai jadi pilihannya.
Beno, a hotshot-surgery-doctor, was cool and handsome. But… kesibukannya di rumah sakit dan para pasiennya bikin kesabaran Alex habis. Saat kata ‘cerai’ muncul, dia nggak melakukan sedikitpun untuk mempertahankan pernikahannya, too bad.
Dua-duanya salah. Dua-duanya punya ego yang tinggi.
Beberapa tahun mereka lewatkan untuk menunjukkan pada dunia bahwa mereka sudah tak ada hubungan apa-apa selain dokter-pasien. Kebencian, malah, yang ingin Alex tunjukkan pada semua orang tentang perasaannya pada mantan suaminya itu.
Tapi mereka nggak bisa bohong. Cinta nggak semudah itu menghilang.
Sayang banget endingnya ngegantung. Ika Natassa bener-bener jago maenin perasaan pembacanya. Hha.
“Kita hanya bisa disakiti oleh orang-orang yang kita cintai, ya kan?”
MORAL OF STORY.
Hmmm. Gak tau gimana buat orang lain. Tapi buat saya sendiri,…
Saya nggak mau punya kisah kayak Alex-Beno. Saya nggak mau gila kerja dan melupakan orang yang saya cintai. Apalagi menyakiti hatinya. Dan saya akan berusaha buat ngertiin perasaan orang yang saya cintai.
If there’s someone who I love and love me back, I won’t let him go.
PS:
SUMMARY dan QUOTES diambil dari buku DIVORTIARE.
They belong to Ika Natassa. Read moar x)
Subscribe to:
Posts (Atom)